Bahkan Allah berfirman di dalam Al-Qur’an: "Hanya kepada-Mu ya Allah kami menyembah dan hanya kepada-Mu ya Allah kami meminta." (Al-Fatihah: 5) Tujuan dari pengenalan keesaan Uluhiyah Allah ini adalah agar kita mencintai Allah, tunduk kepada-Nya, takut dan berharap kepada-Nya, serta mengesakan ibadah hanya kepada-Nya.
Tasawuf adalah salah satu bagian dari ilmu Islam yang sangat penting untuk kamu mengerti. Dalam Islam, ada tiga ilmu dasar yang harus dipahami umat muslim. Ilmu ini adalah ilmu tauhid, fiqih, dan tasawuf. Tasawuf adalah perwujudan dari ihsan dalam syariat Islam. Tasawuf merupakan ilmu yang berfokus pada membangun diri untuk menjauhi hal duniawi.
Hal ini dapat dipahami dari firman Allah SWT yang termaktub dalam Alquran surah al-Baqarah [2] ayat 218, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”Orang yang senantiasa berharap akan keluasan karunia
8 Mengajarkan manusia untuk selalu bertawakal kepada Allah swt dan hanya berharap kepada Allah swt. 9. Selalu bersifat Qanaah. Qanaah adalah menerima apa yang ada, kalau dalam bahasa jawa nrimo. Artinya menerima apa yang telah Allah berikan kepada kita. 10. Tidak lupa diri pada saat mendapatkan kesenangan.
Jelasorang yang tawakal pasti hanya berharap pada Allah swt, dan tak akan berharap pada selain Allah swt. Orang yang tawakal yakin kalau Allah swt Maha Kuasa, sehingga satu-satunya tempat berpasrah hanyalah pada-Nya. Keempat, bertawakal kepada Tuhan. Kelima, tidak tertarik oleh tipu-daya dunia. 5 perkara itu akan membawa orang yang qana
Vay Nhanh Fast Money. Hakikat Berharap Raja’ kepada Allah Swt Pengertian Raja’ Kepada Allah Swt Cara Menumbuhkan Sifat Raja’ Manfaat Sifat Raja’ Secara etimologis, raja’ berarti mengharap sesuatu atau tidak putus asa, hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. dalam al-Ankabut/29 5 “Barangsiapa mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu yang dijanjikan Allah pasti datang. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” al-Ankabut/29 5. Menurut istilah, raja’ berarti berharap untuk memperoleh rahmat dan karunia Allah Swt. Sifat raja’ ini harus disertai optimis, perasaan gembira, sikap percaya dan yakin akan kebaikan Allah Swt. Lebih dari itu sifat raja’ harus dibarengi dengan amal-amal saleh untuk meraih kebahagiaan di yang berharap kepada Allah Swt. tanpa diikuti dengan amal, maka ia hanya berangan-angan belaka. Muhasabah atas nikmat-nikmat Allah dan memahami Al-Qur` kesempurnaan karunia Allah Swt. Manfaat Sifat Raja’ Semangat dalam ketaatan kepada Allah dalam menghadapi kesulitanMerasa nikmat dalam beribadah kepada Allah sifat optimis Baca Kumpulan Rangkuman PAI Kelas 10 SMA Related postsHukum Dasar Kimia di Sekitar Kita, Ciri, Jenis, Reaksi, Hukum dan Penyelesaian KasusStruktur Atom – Keunggulan Nanomaterial, Pengertian, Pentingnya, Struktur, Jari dan KonsepPemanasan Global, Konsep dan SolusiEnergi Terbarukan, Energi, Bentuk, Hukum, Konversi, Urgensi, Sumber, Dampak dan UpayaFenomena Geosfer di Indonesia, Pengertian dan UnsurPengantar Ilmu Geografi, Perkembangan, Obyek Studi, Aspek Ilmu, Pendekatan, Konsep, Prinsip, Memahami Bencana, Peta, Penginderaan Jauh, Sistem Informasi Geografis dan Penelitian
Oleh Andang Heryahya, M. Pd. I., Untuk mengawali tuisan ini saya mengutip firman Allah SWT dalam Al Quran surat Al-Insyirah ayat ke 8 "Dan hanya kepada Allah SWTengkau berharap."Hidup ini tidak lepas dari cobaan dan ujian, bahkan cobaan dan ujian merupakan sunatullah dalam kehidupan. Manusia akan diuji dalam kehidupannya baik dengan sesuatu yang tidak disukainya atau bisa pula dengan yang menyenangkannya. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Anbiya ayat 35 "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan yang sebenar- benarnya. Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” Sahabat Ibnu Abbas yang diberi keluasan ilmu dalam tafsir Al-Qur'an menafsirkan ayat ini "Kami akan menguji kalian dengan kesulitan dan kesenangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kefakiran, halal dan haram, ketaatan dan kemaksiatan, petunjuk dan kesesatan". Berharap itu wajib, karena dalam harapan ada optimisme, ada jalan kemudahan dan ada keyakinan atas kebesaran Allah SWT. Sebaliknya, tidak berharap berarti bedosa. Orang yang tidak berharap kepada Allah akan berdampak negatif. Kecewa, pesimis, merasa hidup sudah tidak ada jalan, kehilangan solusi dan lain-lain. Bagi kita, tidak ada pilihan lain, kecuali AllahSWT harus hadir di dada' harapan kita. Disaat merasa sempit atas segala permasalahan dan ujian hidup, harapan harus tetap menyala. Ada Allah Al Fattah, Allah yang maha membukakan. Allah akan membuka jalan kemudahan dan akan memberikan kemenangan. Begitu juga dengan segala permasalahan dan ujian hidup lainnya There Is Always Hope yakin ada Allah. Allah SWT memiliki nama-nama yang baik, ada 99 Asma Allah. Hadirkanlah nama-nama Allah di setiap harapan dan doa yang kita panjatkan. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al Quran surat Al Mu'min ayat 60 "Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina'. Terlebih berdo'a di sepertiga malam, sepertiga malam itu waktu yang sangat mahal dan berharga. Itulah Rabb Yang maha Mulia berfirman. "Adakah seseorang yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku berikan apa vang dia minta adakah orang yang meminta ampun kepada-Ku sehingga aku ampuni dan adakah orang yang berdoa kepada-Ku lalu Aku kabulkan doanya HR Muslim. Subhanallah, keutamaan Qiyamul Lail sangat kuat Rasulullah SAW bersabda "Hendaklah kalian mengerjakan qivamul lail, karena givamul lail itu kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, sebah qiammul lail mendekatkan diri kepada Allah mencegah dari dosa menghapus kesalahan kesalahan, dan mengusir penyakit dari tubuh HR. At Tirmidzi dan Al Hakim Berharap disertai do'a sepertinya sederhana dan mudah. Namun mari kita buktikan. Siapa yang pertama kali hadir di dalam sctiap pcrsoalan dan ujian hidup yang kita alami, siapa yang pertama kali hadir dalam cita-cita yang kita inginkan. Tulisan sederhana ini Insya Allah akan mengantarkan reflcksi atas bebcrapa 'pengalaman' kita masing-masing. Ternyata, syarat utama berharap adalah mengenal dan dekat. Kenapa harapan tidak muncul, tidak mungkin berharap dari sesuatu yang tidak dikenal. Bayi yang di besarkan oleh orang lain, ketika sudah besar dan punya masalah, tidak mungkin berharap kepada orang tuanya. Harapan itu akan ditujukan kepada orang terdekat yang ia kenal. Orang tua yang melahirkannya terhalang oleh orang lain yang mengasuhnya. Begitu juga kita dengan Allah SWT. Apa yang menghalangi harapan kepada Allah SWT ia adalah dunia, scbagian bcsar manusia lcbih dckat dcngan harta. Tidak sedikit manusia yang gagal hidupnya karena terlanjur menyimpan harta di dalam hati. Ilarta menjadi penghalang dengan Allah SWT Harta menjadi panglima harapannya. la yakin bctul bahwa harta akan mampu menenuhi segal harapannya. Al Quran Surat Al-Munafiqun Ayat 9 dan 10, Allah SWT memberikan peringatan kepada kita wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barang siapa yang berbuat demikian mereka itulah orang-orang yang rugi Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan sebelum kematian datang, Tuhanku sekiranya kematianku sedikit waktu lagi, maka aku akan bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh. Jika ada orang yang telah meninggal, dan bisa kembali lagi ke dunia untuk beramal sholeh, ia pasti akan mengatakan saya akan bersedekah. Jawaban ini sebagaimana firman Allah SWT diatas. Kenapa ia menyebut bersedekah, karena sedekah salah satu amal sholeh yang dapat menghapuskan dosa dan mengantarkannya ke dalam surga Allah SWT. Hati yang baik Insya Allah akan mengenal dan dekat, benar-benar mengenal dan dckat dengan Allah SWT. Jika hanya kenal begitu saja, maka hati akan mudah diingatkan oleh yang lain ika hanya dekat begitu saja, tidak kenal baik dengan Allah SWT maka hati akan mudah diingatkan olch yang lain bahkan diisi oleh selain Allah. Seorang staf merenung memikirkan pernyataan bosnya nasib gaji anda ada di tangan saya" saya yang akan menadatangi surat keputusannya Seorang menteri membukukan badannya di depan presiden, seorang staf membukukan badannya di hadapan manajernya. Ingat, schebat hcbatnya manusia, ia tidak hebat. Seolah-olah atasan yang menentukan, seolah-olah presiden yang menentukan dan seolah-olah manajernya yang menentukan. Sebagian orang mcrcspon dcngan ketakutan, akhirnya manajer yang hadir di dalam harapannya. Ia lebih yakin mendekat ke manajernya daripada mendekat kepadaAllah SWT. Kembali keharapan kepada Allah SWT. Jika harapan besar kepada Allah, kita akan merasakan a optimisme dan keyakinan yang akan terus tumbuh. Harapan kepada Allah akan membuahkan kenyamanan dan kebahagiaan, karena kita yakin akan mendapatkan dukungan penuh dari Allah SWT. Hidup itu jauh lebih mudah jika bersama Allah SWT. Itulah scbenarnya escnsi dari harapan dan esensi dari kehidupan. Sebagai penutup tulisan sederhana ini, ada lima hal yang penting kait dengan harapan dan tingkatan manusia dengan kebaikan. Pertama, harapan untuk tegaknya agama Allah di muka bumi. Fokus harapannya kepada tegaknya agama Allah. Ini tugas para aktivis kebaikan, aktivis masjid, pimpinan pesantren dan para ulama. Kedua, berharap tegaknya agama Allah dalam diri kita. Harapan untuk haji, harapan untuk memberikan sedekah yang terbaik dan amal sholeh lainnya. Ini adalah fokus tugas kita semua. Ketiga, berharap tegaknya agama Allah di lingkungan terdekat kita, keluarga dan sahabat Menghadirkan orang terdekat dalam ikhtiar kita Menghadirkan orang lain dalam keseriusan doa kita Keempat, berharap dalam urusan menyelesaikan dunia. Berharap istri baik dan karir berjalan sukses dan harapan lainnya. Berharap kepada Allah untuk menyelesaikan masalah dunia. Kelima berharap mendapatkan ampunan dosa terutama d besar. Mendapatkan ampunan dan naungan Allah dan mendapatkan surga, dijauhkan dari panasnya api neraka. Janganlah berhenti berharap dan berdoa. Berharap itu tanpa batas dan tepi. Berharap harus kita lakukan sampai titik akhir perjalanan. Lengkapi dengan berdzikir, berdoa, sedekah dan amal sholeh lainnya Insya Allah, dadakita akan tetap lapang dan nyaman. Kita akan lulus dalam menghadapi berbagai dinamika dan ujian hidup. Allah akan akan mengabulkan semua doa dan harapan kita, dan akan memberikan yang terbaik. Cita-cita tertinggi kita, mudah-mudahan di setiap harapan dan amal sholeh yang dilakukan, Allah SWT mengingat kita. Wallahu'alam Bisshowaab
“Cukuplah Allah sebagai penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung.”Oleh. Mariyah ZawawiKontributor sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit adalah berharap kepada manusia.”Demikianlah ucapan Sayidina Ali bin Abi Thalib yang masyhur. Ucapan itu mengingatkan kepada kita agar tidak menaruh harapan kepada manusia. Sebab, manusia hanyalah makhluk Allah Makhluk yang Sering LupaSaat hidup di dunia, kita tidak pernah luput dari ujian dan cobaan. Baik berupa kesenangan maupun kesulitan hidup. Semua itu untuk mengetahui apakah manusia masih tetap berpegang teguh kepada tali agama Allah Swt. ataukah kita sering lupa. Tak terkecuali saat ujian menerpa. Terlebih, jika ujian itu berupa kesenangan. Maka, kita pun tak lagi ingat Tuhan. Kita merasa bahagia dan tidak membutuhkan yang lain. Semua yang kita inginkan, mampu kita sediakan. Kita lupa bahwa semua itu karunia dari Sang Maha ketika kesulitan datang menghampiri, kita merasa sebagai manusia yang paling menderita. Tak ada teman atau saudara yang datang untuk mengulurkan tangan. Maka, kita pun hampir berputus itulah, kita baru ingat kepada-Nya. Kita pun mendekat untuk menumpahkan segala rasa. Kita berharap, Allah Swt. yang Maha Pengasih memberikan pertolongan-NyaHanya Allah Swt. Tempat Menaruh HarapanMemang, hanya kepada Allah Swt. seharusnya kita menaruh harapan. Sebab, hanya Dia satu-satunya yang dapat memberikan pertolongan. Allah Swt. telah menyampaikan hal itu melalui firman-Nya. Misalnya dalam Surah Al-Insyirah [94] 8,وإلى ربك فارغب“Dan hanya kepada Tuhanmu engkau berharap.”Kemudian, dalam Surah Al-Ikhlas [112] , Allah Swt. berfirman,الله الصمد“Allah tempat bergantung.”Al-Baghawi menjelaskan bahwa Ash-Shamad mencakup beberapa sifat seperti yang diungkapkan oleh para ulama. Yaitu, Yang Maha Sempurna kekuasaannya, Maha Suci, dan Maha Tinggi. Karena itu, tidak ada yang berhak untuk memiliki sifat yang agung ini, kecuali Allah Swt. Dengan berbagai sifat ini, maka hanya Allah Swt. satu-satunya zat yang layak menjadi tempat menyandarkan segala kesulitan dan terhadap sifat ini mengharuskan kita untuk hanya memohon pertolongan kepada Allah Swt., tidak kepada yang lain. Baik saat kita memohon perlindungan dari sesuatu yang sangat kita khawatirkan, memohon kecukupan atas berbagai kebutuhan, atau memohon pertolongan atas kezaliman yang dilakukan oleh orang ini pula yang mengharuskan kita untuk hanya menyembah dan beribadah kepada Allah Swt. Hal ini merupakan bentuk pengakuan kita terhadap kekuasaan-Nya. Sebab, tidak ada satu pun di dunia dan seisinya ini yang mampu menandingi nabi, ulama, dan orang-orang saleh pada masa dahulu telah membuktikan hal ini. Keyakinan yang besar terhadap pertolongan Allah Swt. telah membantu mereka dalam mengatasi berbagai persoalan. Salah satunya adalah kisah Sayidina Hasan di bawah Sayidina Hasan satu kisah dari Sayidina Hasan bin Ali bin Abi Thalib tentang keharusan untuk menjadikan Allah Swt. sebagai sandaran. Kisah ini ditulis oleh Imam Suyuthi dalam kitabnya Tarikh Khulafa, berdasarkan riwayat Al-Baihaqi dan Ibnu Asakir melalui jalur Abi Al-Mundzir Hisyam bin Muhammad. Setelah menyerahkan kursi kekuasaan kepada Muawiyah bin Abi Sufyan, Sayidina Hasan mendapat dana sebesar dirham tiap dalam salah satu tahun, Muawiyah bin Abi Sufyan tidak memberikan dana tersebut. Hal itu membuat Sayidina Hasan mengalami kesulitan. Maka, Sayidina Hasan pun berniat untuk menulis surat kepada Muawiyah bin Abi Sufyan untuk menanyakan hal itu. Namun, ia merasa malu dan menahan diri dari melakukan hal itu, ia bermimpi bertemu Rasulullah saw. Dalam mimpinya, Rasulullah saw. menanyakan kabarnya. Sayidina Hasan pun menceritakan apa yang dialaminya. Maka, Rasulullah saw. pun bertanya apakah ia hendak menulis kepada makhluk yang sama seperti dirinya? Mendapat pertanyaan seperti itu, Sayidina Hasan menanyakan kepada Rasulullah saw. apa yang seharusnya ia lakukan. Rasulullah saw. kemudian mengajarkan sebuah doa,اللهم اقذف في قلبي رجاءك واقطع رجاىٔي عن من سواك حتى لا أرجوا أحدا وما ضعفت عنه قوتي وقصر عنه عملي ولم انتهت إليه رغبتي ولم تبلغه مسألتي ولم يجر على لساني مما أعطيت أحدا من الأولين والآخرين من اليقين فخصني به يا رب العالمين“Ya Allah, tanamkanlah dalam hatiku harapan kepada-Mu. Putuskanlah harapanku kepada selain Engkau, sehingga aku tidak akan mengharap kepada selain Engkau. Ya Allah, apa yang kekuatanku lemah darinya, terbatas upayaku, anganku tidak menggapainya, tidak tersampaikan masalahku, dan tidak terucapkan oleh lisanku, apa yang telah Engkau berikan kepada seseorang di masa lalu atau akan datang, berupa keyakinan, maka khususkanlah untukku, wahai Tuhan Semesta Alam.”Belum genap seminggu setelah ia membaca doa, datanglah kiriman uang dari Muawiyah bin Abi Sufyan dengan jumlah yang lebih banyak dari biasanya. Yaitu sebesar dirham. Sayidina Hasan merasa takjub. Ia pun mengucapkan syukur, “Segala puji bagi Allah yang tidak akan melupakan orang yang mengingat-Nya serta tidak mengecewakan orang yang meminta kepada-Nya.”Kisah ini mengajarkan kepada kita untuk hanya berharap kepada Allah Swt., tidak kepada yang lain. Sebab, orang lain pun sama seperti kita, manusia yang hanya makhluk ciptaan Allah Swt. Maka, saat kita tengah membutuhkan pertolongan dalam bentuk apa pun, kita serahkan hal itu kepada Allah Swt. pasrahkan diri, kita yakinkan hati, bahwa Allah Swt. akan memberikan yang terbaik bagi kita. Itulah bentuk keimanan kita terhadap sifat Allah Swt., Allah Swt. adalah satu-satunya Zat yang dapat kita mintai pertolongan. Karena itu, tidak selayaknya jika kita masih berharap kepada manusia. Berharaplah hanya kepada-Nya. Maka Allah Swt. akan mencukupi segala yang kita membutuhkan, serta memberikan jalan keluar bagi setiap persoalan dengan cara yang tidak kita الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير“Cukuplah Allah sebagai penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung.”Wallaahu a’lam bishshawaab.[]Photo PinterestDisclaimer adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. melakukan seleksi dan berhak menayagkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia Reading
Nasehat Dhuha Kamis, 13 Januari 2022 9 Jumadil Akhir 1443 H Oleh Sarwo Edy, ME Klikbmi, Tangerang – Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup. Dan yang paling pahit adalah berharap kepada manusia. Ali Bin Abi Thalib Dalam menjalani kehidupan, sering kali kita dihadapkan dengan bermacam-macam masalah. Kesusahan kadang datang secara tiba-tiba, kesulitan datang tidak terbantahkan, dan yang banyak terjadi adalah kekecewaan timbul karena gagalnya harapan. Sahabat BMI Kliker, Memang tidak ada manusia yang ingin hidupnya lebih buruk dari sebelumnya. Setiap manusia ingin hidupnya hari ini lebih baik dari hari kemaren. Hidupnya hari esok lebih baik dari hari ini dan seterusnya. Hal-hal itu biasanya kita sebut dengan harapan. Setidaknya, fenomena memanjatkan harapan-harapan itu banyak terjadi di penghujung akhir tahun dan pembuka awal tahun layaknya yang terjadi di pembuka tahun 2022 ini. Membuat list-list harapan itu memanglah tidak dilarang dalam agama. Bahkan Allah SWT dalam firman-Nya melarang kita untuk berputus asa dari rahmat-Nya. Allah berfirman di dalam surat Az-Zumar ayat 53 yang berbunyi قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ “Katakanlah, Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. QS. Az-Zumar 53 Dari ayat di atas, secara tersurat Allah melarang kita sebagai hamba-Nya untuk berputus asa dari Rahmat-Nya. Secara tersirat Allah memerintahkan kita untuk selalu berharap kepada-Nya dan mendapatkan rahmat-Nya. Hal ini juga yang menjadi puncak dari tingkat aqidah seseorang yaitu jika dalam menjalankan kehidupannya tertanam harapan Ar-Roja’, cinta Al-Hubb dan takut Al-Khauf kepada Allah di dalam dirinya. Yang menjadi masalah adalah banyak juga dari manusia yang ingin menyandarkan harapan-harapan yang sudah di list itu bukan kepada Rabb-nya, Akan tetapi berharap makhluk-Nya bisa memenuhi harapan-harapan itu. Secara jelas Allah mengingatkan kita agar menyandarkan harapan hanya kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ “ Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” QS. Al-Insyirah 8. Sebagai manusia, maka sudah sepantasnya kita hanya berharap kepada Allah Ta’ala. Karena manusia hanyalah makhluk-Nya yang memiliki berbagai kekurangan yang belum tentu bisa membantu serta menyelesaikan masalah kita. Dan perlu kita ketahui bersama bahwa mereka hanya sebatas manusia. Manusia yang juga sama-sama terlalu rapuh untuk menjadi tempat bergantung. “Ketika hatimu terlalu berharap pada seseorang, maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya pengharapan supaya mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui orang yang berharap kepada selain-Nya, Allah menghalangi dari perkara tersebut semata agar ia kembali berharap kepada Allah SWT.” Imam Syafi’i. Memang tidak mudah untuk bisa berharap sepenuhnya pada Allah. Tapi kita harus percaya dan yakin bahwa memang Allah lah satu-satunya dzat tempat untuk bersandar dan menggantungkan semua harapan. Karena Dialah yang paling mengetahui atas segala kebutuhan makhluk-Nya. Tahun Baru, Harapan Baru, Semangat Baru. Mari kita buat list-list harapan baru di Tahun Baru Masehi ini disertai dengan aksi yang maksimal dan berharap hanya kepada Allah bisa mengabulkannya. Singsingkan lengan baju, usap keringat ,gelar sajadah dan tadahkan tangan ke a’lam bish-showaab حسبنا الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير Hasbunallah wa ni’ma-l-wakil ni’ma-l-maulaa wa ni’ma-n-nashiir Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung Mari terus ber-ZISWAF Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 BSI eks BNI Syariah a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI 0000000888. Sularto/Klikbmi
Raja berasal dari bahasa arab yang artinya harapan. Yang dimaksud raja’ pada pembahasan ini ialah mengharapkan keridaan Allah Swt dan rahmat-Nya. Rahmat adalah segala karunia Allah Swt yang mendatangkan manfaat dan nikmat. Raja’ termasuk akhlakul karimah terhadap Allah Swt, yang manfaatnya dapat mempertebal iman dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Umat Islam yang mengharapkan ampunan Allah, berarti ia mengakui bahwa Allah itu Maha Pengampun. Umat Islam yang mengharapkan agar Allah melimpahkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, berarti ia menyakini bahwa Allah itu Maha pengasih dan Maha Penyayang. Oleh karena itu, sudah seharusnya setiap umat Islam senantiasa berharap memperoleh rida dan rahmat Allah, sebagai bukti penghambaan kepada-Nya. Allah Swt telah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar banyak berdoa kepada Allah Swt, dengan berharap Allah Swt akan mengabulkan doanya. Allah Swt berfirman "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu..." 4060 Umat Islam yang bersifat raja’ tentu dalam hidupnya akan mendapatkan hikmah dan keutamaan sebagai berikut 1. Optimis. Dalam kamus besar bahasa indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan optimis adalah orang yang selalu berpengharapan berpandangan baik dalam menghadapi segala hal atau persoalan. Optimis termasuk sifat terpuji. Sifat optimis seharusnya dimiliki oleh setiap umat Islam. Seorang muslim muslimah yang optimis tentu akan berprasangka baik terhadap Allah. Ia akan selalu berusaha agar kualitas hidupnya meningkat. Kebalikan dari sifat optimis ialah sifat pesimistis. Sifat pesimistis ini seharusnya dijauhi, karena termasuk dalam sifat tercela. Seseorang yang pesimis dapat di artikan berprasangka buruk kepada Allah. Ia dalam hidupnya kemungkinan besar tidak akan memperoleh kemajuan. Seseorang yang pesimis biasanya selalu khawatir akan memperoleh kegagalan, kekalahan, kerugian atau bencana, sehingga ia tidak mau berusaha untuk mencobanya. Umat Islam yang bersifat optimistis hendaknya bertawakkal kepada Allah SWT yaitu berusaha sekuat tenaga untuk meraih apa yang dicita-citakannya, sedangkan hasilnya diserahkan kapada Allah SWT. Orang yang tawakkal tentu akan memperoleh pertolongan dari Allah Swt. Allah Swt berfirman “Dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.” 65 3 2. Dinamis. Kata dinamis berasal dari bahasa belanda dynamisch yang berarti giat bekerja, tidak mau tinggal diam, selalu bergerak, terus tumbuh. Seseorang yang berjiwa dinamis, tentu selama hidupnya, tidak akan diam berpangku tangan. Dia akan terus berusaha secara sungguh-sungguh, untuk meningkatkan kualitas dirinya ke arah yang lebih baik dan lebih maju. Sikap pelaku dinamis seperti itu sebenarnya sesuai dengan fitrah pembawaan manusia, yang memiliki kecenderungan untuk meningkat ke arah yang lebih baik. Allah Swt berfirman “Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat dalam kehidupan,” 8419 Seorang muslim muslimah yang sudah meraih prestasi baik dalam bidang positif, hendaknya berusaha terus meningkatkan prestasinya ke arah yang lebih baik lagi. Hal itu sesuai dengan suruhan Allah Swt dalam Al-Qur’an dan anjuran Rasulullah Saw dalam haditsnya. Allah Swt berfirman. “Maka apabila kamu telah selesai dari sesuatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” 94 7-8 Juga Rasulullah Saw bersabda yang artinya ” barang siapa yang amal usahanya lebih baik dari kemarin maka orang itu termasuk orang yang beruntung, dan jika amal usahanya sama dengan kemarin, termasuk yang merugi, dan jika amal usahanya lebih buruk dari yang kemarin, maka orang itu termasuk yang tercela”. Tabrani Kebalikan dari sifat dinamis adalah sifat statis. Sifat statis seharusnya dijauhi karena termasuk akhlak tercela yang dapat menghambat kemajuan dan mendatngkan kerugian. 3. Berpikir Kritis. Dalam kamus bersar bahasa indonesia di jelaskan, bahwa perpikir krtitis itu artinya tajam dalam penganalisaan. Bersifat tidak lekas percaya, dan sifat terlalu berusaha menemukan kelasalahan, kekeliruan atau kekurangan. Orang yang ahli memberi kjritik atau memperikan pertimbangan apakah sesuatu itu benar atau salah, tepat atau keliru, sudah lengkap atau masih kurang disebut seorang kritikus. Kritik itu ada dua macam yaitu, yang termasuk akhlak terpuji dan yang tercela. Kritik yang termasuk akhlak terpuji adalah kritik yang sehat, yang didasari dengan niat ikhlas karena Allah Swt, tidak menggunakan kata-kata pedas yang menyakitkan hati, dan dengan maksud untuk memberi pertolongan kepada orang yang dikritik agar menyadari kesalahannya, kekeliruannya, dan kekurangan, disertai dengan memberikan petinjuk tantang jalur keluar dari kesalahan, kekeliruan dan kekurangan tersebut. Rasulullah Saw bersabda, yang artinya “Yang dinamakan orang Islam adalah orang yang menyelamatkan orang-orang muslim lainnya dari gangguan lidah dan tangannya, sedang yang dinamakan orang yang hijrah itu adalah orang yang meninggalkan semua larangan Allah.” Dawud dan Nasa’i Kritik yang sehat, seperti tersebut sebenarnya termasuk ke dalam tolong menolong yang di perintahkan Allah Swt untuk dilaksenakan. Allah Swt berfirman yang artinya “Dan bertolong menolonglah kamu dalam mengerjakankebijakan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” QS. Al-Maa-idah, 52 Kritik yang termasuk akhlak tercela adalah kritik yang merusak, yang tidak didasari niat ikhlas karena Allah Swt, dengan menggunakan kata-kata keji yang menyakitkan hati dan tidak disertai memberi petunjuk tentang jalur keluar dari kesalahan, kekeliruan, dan kekurangan. Sehingga antara mereka saling bermusuhan dan saling dengki, yang sangat dilarang oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda “Janganlah kamu berdengki-dengkian, jangan putus memutuskan persaudaraan, jangan benci-membenci, jangan pula belakang membelakangi, dan jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara, sebagaimana telah di perintahkan Allah kepadamu.” dan Muslim 4. Mengenali Diri Dengan Mengharap Keridaan Allah Swt. Salah satu cara dalam mengharap keridaan Allah Swt ialah berusaha mengenali diri sendiri. Hal ini sesuai dengan pepatah yang terkenal di kalangan tasawuf “Barang siapa yang mengenal dirinya tentu akan mengenal Tuhannya.” Mukmin yang mengenali dirinya di mana pun dan kapan pun, tentu akan selalu mengadakan instropeksi apakah dirinya sudah betul-betul menghambakan dirinya kepada Allah Swt? Kalau sudah, bersyukurlah dan tingkatkan kualitasnya. Kalau belum, kembalilah ke jalan yang diridai Allah Swt dengan jalan beul-betul bertakwa kepada-Nya. Mukmin yang mengenali dirinya akan menyadari bahwa ia hidup karena Allah dan bertujuan untuk memperoleh keridaan Allah. Mukmin yang ketika di dunianya memperoleh kerdiaan Allah, tentu di alam kubur dan alam akhiratpun akan memperoleh rida Allah Swt, ia akan terbebas dari siksa kubur dan azab neraka dan akan mendapatkan nikmat kubur serta pahala surga.
berharap hanya kepada allah swt