Satuhal yg mungkin tidak kita sadari, bahwa tahun baru bukan berarti membuat kita menjadi bertambah muda, namun justru menunjukkan usia kita menjadi semakin tua. Selain itu jatah kontrak kehidupan di dunia ini pun menjadi berkurang. Kita terhanyut dalam gemerlapnya pesta dan perayaan tanpa berpikir mengenai hal itu.
Setiaphari kita bertambah umur yang berarti berkurang jatah hidup secara otomatis. Namun menjadi dewasa tidaklah demikian. Kita mesti digembleng oleh lingkungan sekaligus menggembleng diri untuk bisa berkembang menjadi pribadi yang dewasa. Ciri-ciri orang dewasa yang paling menonjol adalah bertanggungjawab.
Namalengkapnya Amirul Hakim bin Hamdan Ong, akrab disapa Kim, awalnya aku memanggilnya Amirul, karena terlalu panjang akupun memanggilnya Kim, pemuda kelahiran Pahang, 01 April 1999 ini akan berkurang jatah usianya, tinggal beberapa jam lagi angka usianya bertambah menjadi 21 tahun. Ya, 21 tahun.
PerubahanYang Harus Kulakukan di Umur 22 Tahun. Januari 26, 2020 / BY Azizah Sipayung. Normal 0 false false false IN X-NONE AR-SA. Film.
Disampingitu juga usia 40 tahun berarti jatah usia kita sudah berkurang. meskipun secara kuantitatif usia kita bertambah. Artinya seandainya jatah usia kita 50 tahun, maka hidup kita tinggal 10 tahun, atau jika jatah usia kita 60 tahun, maka kita tinggal menghitung sendiri, berapa lama kita hidup lagi. Dan seterusnya.
Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Setiap umur kematian seseoarang, menikah, rezeki sudah ada yang mengatur. Ucapan selamat ulang tahun bukan semata berhura-hura, namun sebagai rasa syukur yang mana kita masih diberi kesempatan sehat lahir batin insyaAllah diumur yang sekarang ini. Apalagi diumur 20 keatas dan orang tua semakin menua, sebagai cerminan diri sendiri. Udah ngapain aja kita selama ini? Udah bermanfaat kah sama orang lain, toleransi udah ditambah belum?Oiya ada pepatah yang mengatakan "Ingat, jika kamu membutuhkan uluran tangan, itu ada di ujung tanganmu, seiring kamu bertambah usia, ingatlah kamu memiliki tangan yang lainnya pertama, tolonglah dirimu, kedua, tolonglah orang lain." - Audrey hidup seseorang itu pastinya berbeda-beda,tetap semangat berbuat kebaikan yang semakin berkurang masa masa hidupnya. "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain". Kedewasaan seseorang memang tidak dapat diukur dari angka-angka ya! Hehee. Bertambah usia bukan berarti menjadi dewasa, bertambah usia bukan berarti paham segalanya. Semakin bertambah usia,level galaunya semakin berbeda loh. Keep humble buat kita seiring bertambah nya usia bukan berati kita makin lama hidup didunia loh ya, itu bukan sebagai titik acuan. Semakin angka bertambah berati semakin berkurang jatah kita untuk hidup dialam semesta ini. Misal seseorang ditakdirkan kematianya diumur 85 tahun,nah sekarang orang itu diumur 75tahun berati jatah hidup didunia ini tinggal 10 tahun lagi bukan, tetep bersyukur yaa masih diberi kesempatan menghirup udara segar diumur sekarang ini. Bertambah nya angka juga bukan menjadi patokan kita harus jadi ini itu, kembali ke prinsip hidup dan sudut pandang aku tetap semangat masih banyak harapan dari orang tersayang yg belum terwujud, semangaat allah ease everything Lihat Diary Selengkapnya
Sebenarnya tulisan pendek beserta foto-foto ini telah saya sampaikan pada laman Instagram saya di sisihidupku_official, tapi mengingat pentingnya momen ini bagi saya pribadi – tentunya juga setiap orang merasakan hal yang sama bila bertemu dengan momen ini – maka saya abadikan juga melalui blog ini. Begini apa yang saya tuliskan pada laman Instagram saya beberapa hari lalu. *** Hari ini, tepat bertambah – atau sebenarnya berkurang – usia saya. Ya, secara bilangan memang benar bertambah. Setiap bertemu dengan tanggal kelahiran, maka bertambah bilangan usia kita. Namun hal ini berkebalikan bila dipandang dari sisa jatah hidup. Artinya setiap kita bertemu dengan tanggal kelahiran maka jatah hidup kita di dunia ini berkurang, dengan catatan diri kita sendiri tidak pernah tahu berapa jatah usia di dunia. Hal ini tetap menjadi rahasiaNYA. Barangkali ini disebut “paradoks usia“. Hanya bilangannya saja yang bertambah, padahal sesungguhnya jatah hidup kita semakin berkurang. *** Sekadar mengenang, saya menatap dua lembar foto bertahun 196x yang ada dihadapan saya. Pada foto pertama dibawah ini, terlihat saya demikian nyaman dalam pangkuan Emak. Menurut catatan yang tertulis pada belakang foto, saat itu usia saya baru 6 enam bulan. Saya, 6 bulan, demikian nyaman dalam pangkuan Emak Foto kedua dibawah ini diambil pada tanggal 27 Juli, berarti 4 hari sebelum saya dilahirkan. Sayang ukuran asli foto ini sangat kecil sehingga hasil scan-nya tidak detil. 27 Juli, empat hari sebelum saya dilahirkan Menurut Emak, foto-foto tersebut diambil di “Studio 33”, studio foto yang berlokasi di Jln. Kapt. Harun Kabir, Sukabumi. Saat ini foto studio tersebut sudah tidak ada lagi. Foto-foto lawas walaupun hanya hitam putih, tetap menyiratkan berjuta warna dan kenangan disana. Setidaknya demikian yang saya rasakan ketika menatap dua lembar foto bertahun 196x tersebut. Sukabumi, 31 Juli 2020
Ulang Tahun, Usiaku Bertambah atau Berkurang? Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan ini adalah perjalanan. Setiap yang hidup memilih jalan hidupnya masing-masing. Setiap langkah kaki yang ditempuh adalah satu usaha dalam menjalani hidupnya. Tapi, sadarkah kita? Bahwa setiap perjalanan yang baik pasti memiliki tujuan. Untuk apa berjalan tanpa tujuan? Setiap perjalanan pasti ada ujungnya. Satu hal yang menakjubkan adalah semua kisah perjalanan sesuatu yang hidup akan berakhir dengan kondisi yang sama, yaitu kematian. Kebanyakan kita merasa senang ketika berada di hari ini. Apapundilakukan untuk mengungkapkan kegembiraan. Mulai dari makan-makan, menyewakan lapangan futsal, atau bahkan sampai membuat suatu perayaan. Mengundang teman-teman untuk hadir dan berbagi hadiah. Kita sangat gembira dengan bertambahnya usia. Sadarkah kita? ketika mengatakan “Alhamdulillah, usia saya sekarang bertambah.” Padahal pada hakikatnya usia kita semakin sedikit. Jatah hidup di dunia ini semakin berkurang. Jarak antara kita dengan malaikat maut semakin dekat dan kita semua akan bertemu dengan pemilik diri kita yang sebenarnya. Lantas, apa yang menyebabkan kita tampak begitu gembira ketika jatah hidup ini semakin berkurang? Apakah kita sangat bahagia karena semasa hidup dipenuhi dengan perbuatan baik? Atau kita sudah banyak menghasilkan karya yang bermafaat untuk orang di sekitar? Apakah dengan waktu hidup yang semakin berkurang, perbuatan jadi bertambah baik atau justru sebaliknya? Yakinkah kita pada setiap kebaikan yang berlalu dilakukan dengan niat yang tulus? “Selamat ulang tahun ya! Semoga kamu sehat terus dan panjang umur...” Adakah yang kurang dari kalimat itu? Alhamdulillah jika kita diberikan panjang umur dan kesehatan. Pertanyaannya, apakah umur panjang dan kesehatan itu akan diisi dengan kebaikan atau sebaliknya? Ada sesuatu yang terlewat dalam kalimat itu. Yaitu “...di atas kebaikan." atau "... dan semoga Allah memberkahi umurmu."Dalam sebuah kajian, Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri pernah menyampaikan bahwa jangan kita memohon kematian. Sebab jika kita orang baik, semoga Allah memudahkan kita agar terus berbuat baik, sedangkan jika kita orang yang tidak baik, semoga Allah memudahkan kita untuk memperbaiki diri sampai akhir kehidupan nanti. Jadikan setiap waktu yang berlalu sebagai introspeksi diri. Semoga kebaikan-kebaikan yang berlalu tidak sia-sia belaka. Semoga keburukan-keburukan yang berlalu tidak lagi terulang. Teruslah berkembang menjadi pribadi yang baik untuk menyongsong akhir cerita perjalanan dari setiap yang hidup dan tidak mungkin dihindari, yaitu kematian. Muhammad shallallahu alaihi wasallam pernah berkata, “Orang seperti apakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya.” Dia bertanya lagi, “Lalu, orang seperti apa yang paling buruk?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya, tapi jelek amal perbuatannya.” diriwayatkan dari at-Tirmidzi
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. [caption id="attachment_267692" align="aligncenter" width="300" caption="dari DP BBm seorang teman"][/caption] 28 tahun silam, 14 Juni 1985 melalui proses persalinan yang melelahkan selama beberapa hari, akhirnya Mamah melahirkanku di bantu dukun beranak kampung di Hajaban Huta Manik, Sumatra utara, tepat di hari Jumat. Aku lalu diberi nama Sutri Yaningsih Manik. Nama yang sangat Jawa sekali padahal katanya orang Batak. Wkwkwk geje! Kata Mamah Yaningsih itu sama seperti nama pariban Papah yang tinggal di Simomagersari, Jl. Indrapura Surabaya, peranakan batak jawa. Lalu ditambahkan lah nama SUTRI sebagai nama depan untuk semakin menambah kental nama jawaku. Hemmm ini jadi semacam cinta terpendam Papah dan aku menjadi tumbal, wkwkwk. Setiap kali aku menyebut namaku SUTRI saat berkenalan, orang akan mengulang dan kembali menanyakan namaku “Siapa tadi? Surti?” “SUTRI” jawabku “Oh Putri.” Ucapnya lagi “Bukan bukan SUTRI.” timpalku “Oh Sureti!” “Bukan Sureti tapi SUTRI, S-U-T-R-I jadi SUTRI! Kayak bilang Putri tapi huruf P diganti pakai huruf S” ucapku terus berusaha menerangkan. “Sutri?” “Ya bener!”jawabku girang “Ya sutra lah bo, ga penting juga.” Ucapnya santai tapi bikin aku gak santai pengen nimpuk pake balok kayu anarkis! Kejadian semacam itu selalu berulang saat perkenalan di awal tahun ajaran baru bersama guru baru, kelas baru, saat berkenalan dengan orang baru atau saat aku ikut kuis di radio. Penyiar-penyiar semprul akan selalu salah saat menyebut namaku dan aku harus mulai menerangkan. Itu orang baru lho, lha wong yang sudah kenal lama saja masih sering salah sebut atau salah tulis namaku kok. Kadang jadi Sutrianingsih atau Surti mereka menulisnya, ini jadi kebiasaan pihak administrasi sekolah dan kelurahan nih sampai-sampai aku jadi rajin untuk mengoreksi dan menambah urusan administrasi. Penyebutan atau penulisan nama jadi terasa sensitif dari zaman dulu dan bikin aku sejak kecil sampai lulus SMA menjadi tidak suka dengan nama SUTRI. Karena terdenar tidak cantik seperti Dina, Dewi, Anisa, Gita, Intan dll. Sutri selalu disebut dengan nada seolah itu adalah nama yang aneh, tidak di ucapkan dengan gagah dan mantap seperti saat menyebut nama Bapak presiden RI pertama “SUTRISNO” yang punya 5 huruf yang sama denganku. Kadang malah aku benar-benar dipangil Sutrisno dengan nada mengejek. *Arghhhhhh Apa lagi era Jamrud melejit dengan lagu Surti Tedjo, pasangan remaja yang mau ber esek-esek di sawah pake kondom korban salah gaul. WTF, itu masa ter-arghhhhhh banget deh pokoknya. Karena beberapa orang rajin banget manggil aku Surti dengan bernyanyi ala Krisyanto lalu tertawa sambil menunjukkan jari tengah *capeDeh, beberapa orang lainnya malah memanggilku Tedjo dan ah macem-macem deh pokoknya. Di SMA, satu sekolah dulu memanggilku SAMSON bahkan sebagian hampir lupa nama asliku adalah SUTRI, sampai-sampai kalau dulu mereka menelpon kerumahku, mereka akan berkata “Samson nya ada Om?” “SAMSON?” Tanya ayahku heran lalu bertanya ke seisi rumah “Siapa yang pake nama Samson di rumah ini?” Lalu aku akan cepat berlari dengan ekspresi wajah malu dan dengan sigap mengambil alih telpon. Setelah itu, orang-orang rumah jadi ikut menyebutku SAMSON dengan nada mengejek. Para kakak, adik dan orang tua teman-temanku juga jadi ikut-ikutan memanggilku SAMSON saat aku bermain kerumah mereka sepulang sekolah dan itu terjadi sampai saat ini. Mereka selalu bilang “Eh, Samson yang suka pisang dan gedang!” sambil menyodorkan piring berisi pisang, aku akan merespon cukup dengan nyengir sambil melahap pisang yang kupas nya harus dibuka menjadi 4 bagian tidak boleh 3 karena mengupas kulit pisang menjadi 3 itu adalah kebiasaan monyet. Aku dipanggil SAMSON karena sewaktu kelas satu SMA dulu, aku selalu diganggu oleh gerombolan anak laki-laki kelas 1-5 yang bersebelahan dengan ruang kelasku 1-4. Satu hari mereka iseng menggangguku dan spontan aku mengangkat balok kayu yang besar dan menyerang mereka secara brutal mirip Xena the warior princess. Saat aku menyerang mereka, Gilang Hata salah satu anak kelas 1-5 berteriak memanggilku Samson diikuti gelak tawa anak-anak lain yang melihat. Lalu karena penampilanku yang lebih mirip anak laki-laki dari pada anak perempuan, temanku juga kebanyakan adalah anak laki-laki dan juga karena perilaku yang lebih mirip anak laki-laki doyan ikut balapan motor, breakdance dan bermain sepak bola maka akhirnya kebanyakan dari teman-temanku justru malah jadi ikut memanggilku SAMSON sejak saat itu, itu bukan masalah karena SAMSON terdengar gagah. Saat aku mulai menjadi penyiar tahun 2005, nama SUTRI bukanlah nama yang menjual dan nggak enak di dengar. Bosku bilang, nama itu ribet. Para pendengar juga selalu salah menyebut namaku. Walhasil nama on air-ku jadi Sonic Manik di radio pertama dan jadi Manik di radio ke dua. MANIK, yah sebuah marga yang kebetulan cantik dan terdengar asyik saat di ucapkan. Tapi semua adikku juga di panggil Manik oleh teman-temannya *nahLho* Setelah lulus SMA baru deh aku mulai agak sedikit suka dengan nama SUTRI dan semakin suka sejak setahun lalu ketika kantor mengadakan pelatihan dan ada materi mengenai penerimaan diri. Sejak saat itu aku jadi memiliki makna tersendiri tentang nama dan diriku sendiri. Sekarang aku sering di panggil SAMSON oleh kawan saat SMA, dipanggil SUTRI atau MANIK oleh rekan dan kawan lainnya asal bukan Surti apa lagi Tedjo. Seseorang berkata Apalah arti sebuah nama? Oh bagiku itu penting sekali tuan nyonya, itu identitas diri, sebuah makna yang melekat bersama bayangan saat kau mengingat seseorang, Mamah awak bilang “Gajah mati meninggalkan gading, Harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan budi dan nama baik.” Jadi sory kalau awak agak-agak sensi. Hari ini tepat di hari Jumat sama seperti 28 tahun silam, aku merayakan ultah atau milad. Milad kali ini terasa sangat berbeda dari sebelumnya. Ada sesuatu yang kumaknai begitu dalam. Sesuatu yang sulit ku ceritakan tapi aku tahu Allah tercinta yang berdiam di Arasy selalu tahu apa yang aku maksud. Millad kali ini indah tapi bukan karena kejutan, kado special ataupun kue tart seperti dulu. Milad kali ini aku tanpa pekerjaan, dengan kondisi fisik yang sudah tidak lagi sama, tanpa teman dan sahabat seperti dulu juga tanpa Ononk tercinta karena dia sedang sibuk dan lelah bekerja Kebiasaan ultah di tahun ganjil yang tidak di sengaja!. Hanya ada Mamah, Papah, adik-adik dan ditambah untaian doa dari beberapa sahabat. Indah, ya ini tetaplah indah dan bermakna indah tapi ada yang lebih indah di hati ini dan ada sebuah rasa syukur karena kembali bertemu 14 Juni. Sebagian doaku kini sadalah memiliki umur yang bermanfaat, bekal yang cukup menuju akhirat karena bertambah umur artinya jatah hidup semakin berkurang dan aku berharap semoga sempat bertemu Ramadhan nanti, aamiin. Teringat saat ikut pelatihan kantor yang membuatku belajar tentang makna diri, ada juga tentang Ho’op tahu bener tahu kaga nulisnya yang di ajarkan dalam pelatihan. Ho’op dilakukan dengan cara diam, menutup mata, menarik napas tenang dan teratur lalu berbicara mengucap kata maaf, cinta, sayang dan terima kasih pada diri sendiri. Milad kali ini pun aku sedang berhalangan shalat jadi cukup merapal doa di dalam hati dan melakukan Ho’op saja dengan mengucap Selamat ulang tahun SUTRIku sayang! Terima kasih SUTRI karena sudah menemani raga ini dengan cinta selama 28 tahun. Maaf jika aku sering menyakiti dan mendzalimimu, maaf karena aku sering melakukan hal buruk pada tubuh ini, maaf jika kadang aku tidak menganggap satu jiwa dan raga kita sehingga raga sering terdiam kaku tanpa jiwa! Terima kasih SUTRI, aku mencintai dan menyayangimu, SELAMAT ULANG TAHUN SUTRI!” Orang lain memang tidak akan mudah memahami diriku, maka saat itulah diri berperan untuk merangkul diriku sendiri. Karena bersahabat, memahami dan menerima diri sendiri bersama segala hal yang terjadi dalam hidup tidaklah begitu sulit. Untuk menapaki hidup dengan pengawasan 2 malaikat di kiri kanan yang sedang sibuk mencatat amal perbuatan selama menginjak tanah sebelum berada 2,5 meter di bawah tanah, aku harus menerima dan mencintai diriku. Kalau aku sendiri membenci diri dan hidupku, apa lagi orang lain! SUTRI tetaplah SUTRI walau dipanggil apa pun oleh kawan dan sahabat. Mereka tahu aku adalah SUTRI dengan segala macam sifat yang melekat. Ngomong-ngoong selamat ulang tahun juga ya untuk kawan-kawan dan sahabat-sahabat yang sama-sama berulang tahun di bulan Juni ini, love you! Juni tawa Juni bahagia berteman air mata haru Juni penuh cinta dan kejutan Juniku Juni kita Geje = gak jelas Pariban = Anak perempuan dari saudara laki-laki ibu atau Tulang, yaitu sepupu yang bisa di nikahi Gedang = buah pepaya Lihat Catatan Selengkapnya
..Dalam sebuah kehidupan kita pastinya mempunyai tanggal lahir. Dari tanggal lahir itulah menjadi hari istimewa kita atau yang bisa kita sebut haru ulang tahun kita. hari ulang tahun juga memberikan harapan baru sekaligus renungan serta pembelajaran bagi seseorang untuk menjadi lebih baik di kemudian hari. Kata ucapan selamat ulang tahun biasanya di uacapka lewat kata apalagi momen yang suka di tunggu bagi sebagian orang karena merupakan waktu yang selalu dirayakan kedatangannya karena merupakan hari jadi seseorang. Hari lahir orang yang merayakan ulang tahun tersebut dengan semakin bertambahnya umur dan menguranginya jatah kehidupan manusia maka momentum itu suka di rayakan sesuai kapasitas dan kemampuan masing. Berikut ini adalah kata ucapan ulang tahun yang anda bisa pilih yang tebaik menurut anda. Bertambah usia, artinya berkuranglah jatah hidup ini.. Tetapi itu tidak mengurangi eratnya persahabatan ini Bahkan seiring berjalannya waktu, Persahatan kita terasa semakin kokoh dan menyenangkan Semoga Tuhan memberimu umur panjang yang penuh dengan manfaat dan kebaikan, aamiin.." Tak ada yang spesial dapat kuberikan di hari yang bahagia ini, hanyalah sebuah ucapan yang tulus dan iklas dari lubuk hati paling dalam. Selamat ulang tahun sahabat, semoga kamu diberikan umur panjang, sehat selalu, serta selalu diberi kemudahan dalam segala hal dan selalu dilimpahkan rejeki yang halal, dan serta selalu diberikan kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat"
bertambah usia berkurang jatah hidup