Untukmelaksanakan politik Hankamnas tersebut maka strategi yang ditempuh adalah membangun kekuatan “penangkalan” untuk menghadapi gangguan keamanan dalam negeri dan ancaman invasi dari luar. Dalam upaya penyusunan strategi tersebut (pembuatan rencana strategi) dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut. 1.
Sasaranimplementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan nasional adalah Menjadi pola yang mendasari caraberfikir, bersikap dan bertindak dalam rangka menghadapi, menyikapi, menangani berbagai permasalahan menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan
Berdasarkanhasil voting 988 orang setuju jawaban A benar, dan 0 orang setuju jawaban A salah. Penjelasan singkatnya, Berikut adalah bentuk tindakan yang termasuk ancaman non-militer, kecuali agresi dan invasi.
Segalapuji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami, kelompok 8 selaku penyusun telah menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Geostrategi Indonesia”. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dari mata kuliah pendidikan kewarganegaraan (PKN).Dalam makalah ini akan di jelaskan tentang geostrategi
Penangkalanmiliter: kemampuan militer (organisasional dan hardware) untuk menangkal berbagai spektrum ancaman militer pihak luar yang mengancam keutuhan teritorial. Instrumen untuk itu adalah diplomasi untuk membangun sistem kerjasama keamanan yang appropriate dan usaha unilateral untuk melakukan adaptasi doktrinal dan modernisasi
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd.
Startegi menghadapi Ancamanmiliter sangat perlu diperhatikan demi menjaga keutuhan wilayah suatu negara. Apalagi itu mengancam wilayah geografis Negara yang menjadi hal yang sangat dipertahankan. Sehingga dinilai dapat membahayakan kedaulatan serta keselamatan warga negaranya. Bentuk ancaman sendiri terbagi menjadi dua macam, yakni ancaman militer dan ancaman non militer. Apakah perbedaanya? Berikut ulasannya. Perbedaan Ancaman Militer dan Ancaman Non MiliterSishankamrata, Strategi Menghadapi AncamanAspek-Aspek Sistem Pertahanan dan Keamanan NegaraKomponen-Komponen dalam SishankamrataStrategi NKRI dalam Menghadapi Ancaman Militer Perbedaan Ancaman Militer dan Ancaman Non Militer Ancaman militer merupakan ancaman yang melibatkan kekuatan militer dengan menggunakan senjata dan peralatan lainnya secara illegal masuk ke wilayah Indonesia. Bergerak secara terorganisir menyerang wilayah Negara sehingga dikhawatirkan akan membahayakan keutuhan NKRI. Berikut beberapa bentuk ancaman militer Pelanggaran wilayah dengan cara masuk dan melintasi wilayah Negara lain menggunakan kapal maupun pesawat tanpa izin Terorisme dan pemberontakan yang menggunakan senjata api Agresi, ialah ancaman militer dari Negara lain yang menggunakan kekuatan bersenjata. Spionase, dilakukan oleh Negara lain untuk mendapatlan dokumen rahasia militer sari suatu Negara. Dilakukan secara diam-diam dengan memata-matai. Sabotase, merupakan ancaman militer yang dilakukan dengan cara merusak instansi militer serta objek vital nasional lainnya. Sedangkan ancaman non militer tidak menggunakan senjata, namun jika dibiarkan sama berbahayanya. Ancaman non militer lebih bersifat tidak langsung untuk merusak ideologi, ekonomi, moral, social, dan budaya bangsa. Baca juga Cara Menghadapi Ancaman Non Militer Ideologi, Politik, Sosbud Seperti halnya maraknya perdagangan dan penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan terlarang yang akan menimbulkan efek ketergantungan. Obat-obatan tersebut lambat laun akan berdampak pada jiwa mereka. Selain itu banyak pula ditemukan imigrasi dan pencurian sumber daya alam secara illegal. Sishankamrata, Strategi Menghadapi Ancaman Ancaman militer menjadi ancaman yang patut untuk diwaspadai karena menggunakan senjata api yang dapat memicu peperangan jika tidak segera ditangani. Tentu untuk mencegah dan menanggulangi berbagai permasalahan ancaman yang ada di Indonesia, pemerintah memerlukan strategi menghadapi ancaman militer tersebut bukan? Ya, strategi pertahanan dan keamanan Negara Indonesia menggunakan system pertahanan dan keamanan rakyat semesta yang biasa disingkat Sishankamrata. Penerapan Sishankamrata ini sebagai upaya pemerintah terlebih angkatan bersenjata Republik Indonesia ABRI untuk menjaga keamanan nasional. Tidak hanya TNI dan Kepolisian saja sebagai kekuatan utama, namun partisipasi setiap warga Negara turut memegang andil dalam menjaga keutuhan. Peran rakyat inilah yang menjadi kekuatan pendukung. Mempertahankan kelangsungan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara guna mewujudkan tujuan bangsa yang adil dan makmur. Baca juga Contoh Partisipasi Warga Negara dalam Bela Negara Menurut UU Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 Ayat 1- 5. Pada pasal 2 dinyatakan bahwa system pertahanan dan keamanan Negara dilaksanakan melalui system dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan kepolisian Negara republik Indonesia, sebagai kekuasaan utama, rakyat sebagai kekuatan pendukung. Aspek-Aspek Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara Indonesia sebagai Negara yang menerapkan Sishankamrata mengandalkan partisipasi rakyat untuk berkerjasama dengan pihak kepolisian maupun TNI. Pada saat-saat genting itulah persatuan menjadi suatu hal yang tak tertandingi ketika ancaman-ancaman tersebut menyerang. Nah, pada dasarnya kekuatan sishankamrata dilandasi oleh hak dan kewajian setiap warga Negara. Kesadaran membela Negara itulah yang menjadi faktor utama semangat juang rakyat menghadapi musuh. Adapun aspek-aspek yang melekat pada system pertahanan dan keamanan Negara adalah sebagai berikut Aspek kerakyatan, yaitu system pertahan dan keamanan Negara berorientasi untuk kepentingan rakyat Aspek kesemestaan, artinya segala sumber daya nasional dimanfaatkan untuk upaya pertahanan Aspek kewilayahan, yakni seluruh kekuatan pertahanan menyebar ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai keadaan geografis masing-masing daerah. Komponen-Komponen dalam Sishankamrata Pengerahan strategi sishankamrata dapat terlaksana secara efektif jika ada keterpaduan antar unsur militer, maupun antara unsur militer dan nir-militer. Keterpaduan antar unsur militer Negara Indonesia diwujudkan dalam kesatuan visi dan misi antara tiga kekuatan militer, yakni kekuatan darat, kekuatan udara serta kekuatan laut. Sedangkan keterpaduan kekuatan unsur militer dan nir-militer terlihat dari keterpaduan antar komponen utama, komponen cadangan, serta komponen pendukung. Baca juga Peran Warga Negara Dalam Memelihara Semangat Nasionalisme Dan Patriotisme Komponen utama menjadi gardu terdepan dalam peperangan. Bukan tanpa alasan, komponen ini memang dipersiapkan khusus untuk dikerahkan dalam melaksanakan OMP atau Operasi Militer Perang. Apabila diperlukan, kekuatan cadangan siap untuk membantu sebagai kekuatan pengganda melalui proses mobilisasai ataupun demobilisasi. Sedangkan kekuatan pendukung, paling akhir dikeluarkan jika kedua kekuatan sebelumnya tidak juga dapat mengatasi peperangan. Nah, peran setiap komponen dalam menjalankan tugas pertahanan sangat diperlukan guna mengahadapi setiap permasalahan. Penggunaan kekuatan pertahanan menjadi jalan terakhir dalam menghadapi perselisihan dengan Negara lain jika jalan damai tidak kunjung diperoleh. Akan tetapi upaya perdamaian tetap menjadi yang terdepan. Berbagai cara memperoleh kesepakatan senantiasa ditempuh dalam proses penyelesaian masalah. Peperangan adalah sesuatu yang menakutkan. Setiap Negara pasti tidak menginginkan hal itu terjadi di wilayah geografis yang dimilikinya. Perang hanya akan menyengsarakan rakyat dan menimbulkan kerusakan. Indonesia selalu mengambil tindakan tegas dalam menghadapi segala macam bentuk ancaman, baik ancaman militer maupun non militer. Strategi menghadapi ancaman militer dilakukan secara kritis dengan tindakan tegas. Ancaman militer merupakan bentuk ancaman terhadap pertahanan dan keamanan Negara. Ancaman tersebut dapat disebabkan dari adanya aktivitas militer Negara lain. Adanya invasi, terorisme jaringan internasional, maupun agresi, memaksa suatu Negara untuk mengambil langkah secara militer. Pada dasarnya segala perselisihan yang terjadi antar Negara akan diselesaikan secara damai melalui negosiasi. Musyawarah ini menjadi jalan utama meraih kesepakatan sebelum mengambil langkah militer. Akan tetapi, jika negosisasi tidak kunjung menemukan titik terang, maka kekuatan pertahanan dan keamanan akan diturunkan untuk melaksanakan OMP atau Operasi militer dan perang. Adapun strategi yang ditempuh dalam menghadapi ancaman militer ada tiga langkah, yakni strategi penangkalan, penindakan, dan pemulihan. Pertama, strategi penangkalan. Dalam strategi ini diupayakan untuk membangun kekuatan terlebih dahulu, kemudian mengembangkan kemampuan yang dimiliki dengan sarana prasarana yang tersedia. Langkah terakhir ialah menggelar kekuatan. Baca juga Subtansi Konsep Hak Asasi Manusia HAM dalam Pancasila Strategi yang kedua ialah penindakan. Dalam fase ini langkah peperangan mulai ditempuh untuk menghancurkan musuh di wilayahnya. Kemudian menghancurkan musuh sebelum dan saat masuk wilayah ZEEI Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia. Jika musuh terlanjur masuk ke Indonesia maka dilakukan upaya penghancuran musuh di wilayah dalam negeri. Lantas upaya terakhir ialah dengan perang berlarut. Strategi ketiga yaitu strategi pemulihan. Pemulihan diselenggarakan untuk memulihkan stabilitas Negara seperti sedia kala saat perang belum terjadi. Upaya pemulihan ini dilakukan di wilayah tempat berlangsungnya perang. Adapun langkah yang ditempuh ialah dengan pembinaan terhadap korban perang agar mereka tidak merasakan trauma yang berkepanjangan. Kemudian dilakukanlah upaya rekonstruksi dan rehabilitasi yang bertujuan untuk mendorong kawasan yang terdampak perang. Rekonstruksi merupakan pembangunan kembali sarana dan prasarana yang rusak untuk menumbuhkan kembali ekonomi masyarakat. Sedangkan rehabilitasi merupakan upaya perbaikan dan pemulihan dalam hal layanan public. Referensi Tambahan Originally posted 2018-07-07 124453.
1. Berikut yang termasuk dalam strategi penindakan ancaman militer adalah A. Penhembangan kekuatan B. Penggelaran kekuatan C. Menghancurkan musuh di nkri D. Pembinaan E. Rehabilitas 2. Ketahanan nasional indonesia mengandung pengertian kuat bertahan atau kuat menderita, menderita di sebut A. Keuletan B. Identitas C. Integeitas D. Ancaman E. Ketanguhan 3. Wawasan nusantara peradigma nasional dapat berfungsi sebagai landasan? D. PembinaanD. AncamanIdiil pancasila
Contoh Ancaman Militer, Foto Unsplash/Mat Napo Ancaman militer adalah ancaman yang berkaitan erat dengan keamanan fisik suatu wilayah negara. Apa saja contoh ancaman militer tersebut? Pengertian Ancaman MiliterMelansir buku Dinamika pembangunan daerah dan ancaman non militer, Rendra Setyadiharja, 201854, pengertian ancaman militer adalah kegiatan yang dinilai dapat membahayakan dan mengancam keutuhan, kedaulatan, dan keselamatan segenap warga negara menggunakan kekuatan bersenjata secara terorganisir. Contoh Ancaman Militer Contoh Ancaman Militer, Foto Unsplash/Thomas Tucker Agar lebih jelas, simak deretan contoh ancaman militer berikut iniSabotase adalah ancaman militer yang dilakukan oleh suatu negara untuk merusak instalasi militer dan objek vital pernah terjadi pada Angkatan Udara Amerika Serikat yang menggunakan alat pelacak sinyal dari darat yang ditujukan kepada pesawat Sukhoi. Kala itu pesawat Sukhoi tengah melakukan masa percobaan di Indonesia, sehingga pada 9 Mei 2012, menyebabkan pesawat Sukhoi menabrak adalah ancaman militer menggunakan kekuatan bersenjata oleh suatu negara terhadap negara adalah peristiwa agresi militer Belanda II yang terjadi pada l 19 Desember 1945 silam. Agresi militer Belanda II ini berlangsung di Yogyakarta yang kala itu merupakan ibu kota dari negara spionase adalah ancaman militer yang dilakukan kepada suatu negara dengan memata-matai suatu negara. Tujuannya adalah untuk memperoleh dokumen rahasia yang diinginkan untuk menghancurkan negara satu contoh ancaman militer spionase berkaitan dengan cyber terhadap sistem komputer militer Amerika Serikat pada tahun 2008 yang dilakukan oleh badan spionase asing. Serangan itu dilakukan dengan menyambungkan flashdisk yang memiliki virus dengan komputer milik militer AS yang berlokasi di markas Timur terorisme adalah aksi teror bersenjata yang dilakukan suatu jaringan internasional atau jaringan denhan sifst dan kemampian khusus yang bekerja sama nama dengan terorisme dalam negeri. Ancaman militer ini tentu dapat membahayakan keutuhan dan kedaulatan suatu adalah yang terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam pada 4 desember 2011 silam. Kala itu terjadi kekerasan bersenjata yang dilakukan orang tak dikenal terhadap sejumlah pekerja perkebunan di Krueng Jawa pedalaman Kecamatan Geureudong Pase, Aceh Utara, yang sedang menonton TV itu dia beberapa contoh ancaman militer yang pernah terjadi di dunia ini. Semoga ancaman seperti ini tidak terulang lagi di negara kita, yah.BRP
Contoh Ancaman Non Militer – Dalam upaya mempertahankan negara Indonesia beserta isinya yang mencakup adanya penduduk hingga sumber daya alam sebenarnya adalah tugas seluruh warga negara. Meskipun suatu negara tampak baik-baik saja, tidak ada perselisihan yang hingga menyebabkan pihak-pihak mengangkat senjata, tetapi bukan berarti negara tidak ada ancaman. Hal tersebut karena ancaman yang mengarah ke suatu negara tidak melulu harus menggunakan senjata, tetapi juga ada ancaman yang yang dapat mengintimidasi kedaulatan, keutuhan serta keselamatan segenap bangsa. Ancaman yang tidak menggunakan senjata itu sering disebut dengan ancaman non militer. Pada umumnya, ancaman non militer ini berasal dari pihak-pihak internal yang terdapat di dalam negara tersebut dan berjalan secara terorganisir. Wujud dari ancaman non militer ini sangat beragam, mulai dari perampokan, penyelundupan dan perdagangan narkoba, imigran gelap, hingga pencurian kekayaan alam dan artefak sejarah. Lalu, apa saja ya contoh dari ancaman non militer ini? Apakah ancaman non militer nantinya dapat berkembang menjadi ancaman militer yang mana dapat membahayakan kedaulatan negara? Di bidang apa saja biasanya ancaman non militer ini terjadi? Nah, supaya Grameds tidak bingung, yuk simak ulasan berikut! Contoh Ancaman Non Militer di Negara IndonesiaBidang Sosial BudayaBidang Teknologi dan InformasiBidang KesehatanBidang PolitikBidang IdeologiBidang EkonomiBidang Keselamatan UmumStrategi Nyata Dalam Mempertahankan Indonesia dari Ancaman Non MiliterStrategi Pecalang di Desa Adat Sukawati BaliTantangan dan Ancaman yang Harus Dihadapi Oleh PecalangStrategi Pendidikan Bela Negara dalam Menghadapi Ancaman Non Militer Covid-19Rekomendasi Buku & Artikel TerkaitKategori Ilmu EkonomiMateri Terkait Contoh Ancaman Non Militer di Negara Indonesia Ancaman non militer yang terjadi di suatu negara adalah bentuk ancaman yang tidak menggunakan senjata. Biasanya, ancaman ini menggunakan faktor-faktor non militer yang bersifat abstrak, tetapi dapat membahayakan kedaulatan negara, kepribadian bangsa, keutuhan wilayah negara beserta keselamatan segenap bangsa. Nah, berikut adalah beberapa contoh ancaman non militer yang terjadi di Indonesia pada beberapa bidang kehidupan Bidang Sosial Budaya Ancaman non militer juga dapat terjadi pada bidang sosial budaya, sebab berkaitan secara langsung dengan kehidupan bermasyarakat. Biasanya, ancaman-ancaman ini didorong oleh beberapa isu sosial, mulai dari kemiskinan, kebodohan, ketidakadilan pada masyarakat, hingga keterbelakangan masyarakat. Nah, berikut adalah contoh ancaman non militer yang terjadi di bidang sosial budaya Munculnya gaya hidup westernisasi Yakni gaya hidup masyarakat lebih condong pada budaya barat tanpa adanya proses seleksi terlebih dahulu. Budaya barat yang diterapkan dalam gaya hidup westernisasi ini biasanya bertolak belakang dengan nilai dan norma yang telah mengakar pada bangsa Indonesia. Misalnya meniru gaya berpakaian orang barat yang minim. Munculnya gaya hidup konsumtif Yakni gaya hidup masyarakat yang selalu membeli barang-barang secara berlebihan, padahal belum tentu barang-barang tersebut akan digunakan. Gaya hidup konsumtif ini juga dapat menyebabkan pemborosan. Munculnya sifat hedonisme Sifat hedonisme hampir sama dengan gaya hidup konsumtif. Bedanya adalah hedonisme ini berupa pemborosan dengan hal-hal yang melanggar norma, seperti pergaulan bebas, foya-foya, hingga mabuk-mabukkan. Muncul sikap individualisme Pudarnya semangat gotong royong, solidaritas, dan kepedulian terhadap individu lain Lunturnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat. Kenakalan remaja Infrastruktur umum tidak memadai, terutama di daerah terpencil. Bidang Teknologi dan Informasi Adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa sekarang ini tentu saja membawa dampak positif maupun negatif. Dampak negatif dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ini apabila dibiarkan saja, tentu saja dapat berkembang menjadi ancaman non militer yang berupa kejahatan siber dan kejahatan perbankan. Bidang Kesehatan Ancaman non militer yang terjadi di bidang kesehatan dapat dilihat secara langsung terutama pada dua tahun terakhir ini, yakni terjadinya pandemi atau wabah virus secara besar-besaran berupa Covid-19. Ancaman non militer ini tidak hanya terjadi di negara Indonesia saja, tetapi juga di seluruh masyarakat dunia. Yap, munculnya wabah penyakit secara global tentu saja dapat menjadi ancaman non militer yang mengintimidasi kedaulatan negara beserta warga negaranya. Bidang Politik Bidang politik tentu saja tidak akan luput dari munculnya ancaman non militer, yang bahkan memiliki sumber lebih luas yakni dari luar dan dalam negeri. Ancaman non militer di bidang politik yang bersumber dari dalam negeri misalnya Tindakan kudeta, yakni upaya menumbangkan suatu rezim pemerintahan Perang saudara Provokasi terhadap beberapa kelompok masyarakat Blokade politik Separatisme, gerakan memisahkan diri dari suatu wilayah. Contohnya wilayah Timor Timur. Terjadi pertikaian kelompok masyarakat Sementara itu, ancaman non militer di bidang politik yang bersumber dari luar negeri misalnya terorisme internasional dan upaya negara lain yang terlalu mencampuri urusan politik di dalam negeri. Bidang Ideologi Di Indonesia, belum ada dan jangan sampai ada ancaman non militer yang terjadi di bidang ideologi ini. Namun, Grameds dapat melihat contoh dari negara Uni Soviet yang mengalami perubahan ideologi dari komunis menjadi liberal. Perubahan ideologi tersebut juga dapat menjadi ancaman non militer yang ternyata menyebabkan Uni Soviet runtuh kedudukannya. Bidang Ekonomi Ancaman non militer yang terjadi di bidang ekonomi ini berkaitan erat dengan bidang sosial budaya, sebab kehidupan bermasyarakat juga tidak akan luput dari kegiatan ekonomi. Di bidang ekonomi ini, ancaman non militer juga dapat bersumber dari dalam dan luar negeri. Contoh ancaman non militer yang terjadi di bidang ekonomi adalah Perekonomian Indonesia mulai dikuasai oleh pihak asing, yang mana keuntungan tidak terbagi secara rata. Perdagangan bebas yang rentan oleh penyelundupan barang-barang terlarang. Pengangguran, nantinya dapat berpengaruh pada tingkat kriminal. Terjadi inflasi, yakni kenaikan harga secara umum hingga menyebabkan perubahan dalam mekanisme pasar. Sistem ekonomi kurang jelas. Ketergantungan terhadap pihak asing, baik dalam hal perdagangan maupun sistem ekonominya. Penggunaan barang-barang didominasi oleh produk asing. Penanaman modal secara bebas. Meningkatkan angka pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial. Bidang Keselamatan Umum Tanpa disadari, semakin banyaknya pabrik yang membuang limbah secara sembarangan, justru dapat menjadi ancaman non militer bagi keselamatan umum. Yap, ancaman non militer ini disebabkan oleh manusia sendiri, mulai dari pembuangan limbah industri yang mengandung bahan kimia hingga kebakaran dan kecelakaan transportasi. Ancaman non militer lain yang terjadi di bidang keselamatan umum, tetapi tidak dapat dicegah adalah bencana alam, misalnya gempa bumi, tsunami, hingga meletusnya gunung berapi. Sementara bencana alam berupa banjir dan kebakaran hutan biasanya dapat dicegah dan diantisipasi jauh-jauh hari oleh manusia, hanya saja kebanyakan dari mereka lalai untuk menjaga alam. Strategi Nyata Dalam Mempertahankan Indonesia dari Ancaman Non Militer Berdasarkan Buku Putih Pertahanan Indonesia pada tahun 2015, mengungkapkan bahwa ancaman di suatu negara itu ada tiga jenis, yakni ancaman militer, ancaman non militer, dan hibrida. Pada saat ini, negara Indonesia tengah menghadapi ancaman non militer yang justru mengintimidasi keutuha NKRI. Menurut Direktur Kebijakan Strategi Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI M. Nakir, berpendapat mengenai ancaman non militer dalam Rapat Koordinasi tentang Penyelenggaraan Pertahanan Negara dan Penataan Wilayah Pertahanan di Provinsi Aceh. Beliau berpendapat bahwa ancaman non militer itu justru terkadang lebih berbahaya, sebab memiliki dampak yang lebih besar dan langsung mengarah pada masyarakat. Perlu dipahami bahwa adanya ancaman non militer yang terjadi di negara Indonesia ini tidak selamanya harus ditangkal oleh pihak TNI dan Polisi saja, tetapi juga semua warga negara. Semua warga negara termasuk elemen terkecil harus berperan dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia dari ancaman non militer tersebut, tak terkecuali dalam lingkup RT/RW. Strategi Pecalang di Desa Adat Sukawati Bali Pecalang adalah sebutan untuk keamanan adat yang bertugas untuk mengamankan jalannya kegiatan adat di wilayah desa adat. Pecalang biasanya dilakukan oleh warga yang mendapatkan tugas khusus untuk menjaga dan membantu dalam mengatur kegiatan, baik terkait dengan upacara agama maupun adat. Di Bali, keberadaan pecalang ini tentu saja sangat berpengaruh besar pada upaya mengamankan wilayahnya dari ancaman non militer. Kita pasti sudah tahu bahwa wilayah Bali telah menjadi pusat pariwisata dari seluruh wisatawan, baik dalam maupun luar negeri. Hal tersebut tentu saja menjadikan Bali sebagai sasaran empuk bagi beberapa pihak yang hendak melakukan ancaman non militer ini, mulai dari narkoba, berita hoax, gaya hidup hedonisme, hingga human trafficking penjualan manusia. Bahkan menurut data tahun 2017, jumlah pecandu narkoba di Bali mencapai jiwa yang itu berarti sekitar dari jumlah keseluruhan warga Bali. Badan Narkotika Nasional Provinsi BNNP Bali turut menegaskan bahwa Bali masuk dalam wilayah darurat narkoba. Tidak hanya itu, menurut laporan International Organization for Migration IOM menunjukkan bahwa sekitar tahun 2014, sekitar orang telah terlibat dalam praktik perdagangan manusia human trafficking dan terjadi di Indonesia ini. Indonesia menduduki peringkat kedua dalam praktik perdagangan manusia dan menegaskan bahwa pemerintah akan menutup kawasan prostitusi, termasuk di Bali dan Papua. Mulai dari penggunaan narkoba hingga praktik perdagangan manusia itu juga termasuk dalam ancaman non militer lho…Maka dari itu, masyarakat Bali sepakat untuk merevitalisasi pecalang guna menangkal ancaman non militer ini. Tugas pokok dari pecalang yang awalnya adalah menjaga kegiatan adat dan keagamaan, mulai bertambah dengan membantu polisi dan TNI. Tantangan dan Ancaman yang Harus Dihadapi Oleh Pecalang Saat ini, pecalang memang belum masuk dalam agenda dari program bela negara sebab fokus pada generasi muda yang merupakan agen perubahan bangsa untuk waktu kedepannya. Namun, apabila dikaitkan dalam upaya pertahanan dan keamanan, pecalang justru menjadi komponen pendukung dalam sistem pertahanan sistem. Bahkan, untuk menjadi anggota pecalang itu harus mendapatkan pelatihan dan pembinaan dari pihak Kodam dan kepolisian. Pecalang akan bertindak secara aktif dalam hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan, terutama kebudayaan Bali. Maka dari itu, ketika melaksanakan program “keamanan” ini, pecalang banyak menemukan ancaman non militer hingga ancaman militer. Tidak jarang bahwa pecalang ini menemukan ancaman berupa terorisme dan radikalisme di desa Sukawati. Hal tersebut karena Sukawati menjadi tempat strategis bagi ancaman-ancaman demikian. Strategi Pendidikan Bela Negara dalam Menghadapi Ancaman Non Militer Covid-19 Sebelumnya, telah dituliskan bahwa ancaman non militer di bidang kesehatan adalah ketika terjadi pandemi berupa wabah penyakit atau wabah virus yang menyerang seluruh warga negara. Ancaman non militer tersebut tengah terjadi di seluruh negara, termasuk di Indonesia, yakni pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 ini merupakan ancaman non militer karena termasuk sebagai wabah penyakit yang tidak pernah diprediksi sebelumnya. Dalam upaya menangkal ancaman non militer berupa pandemi Covid-19 itu, terdapat penelitian yang mengatakan bahwa implementasi nilai-nilai bela negara dapat menjadi strategi dalam upaya menghadapi ancaman non militer tersebut. Salah satu sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman non militer adalah adanya komponen cadangan. Dalam ancaman non militer pandemi Covid-19 ini, garda terdepan adalah para tenaga medis. Komponen cadangan itu berasal dari berbagai latar belakang pendidikan dan profesi yang berbeda, sehingga perlu adanya suatu kesamaan akan pemahaman untuk mencapai tujuan yang sama dalam rangka menjaga kedaulatan negara. Salah satunya adalah melalui materi bela negara yang dapat memberikan cara pandang baru akan dasar-dasar pentingnya cinta tanah air dan jiwa nasionalisme. Terutama pada para generasi muda yang tanpa disadari, perasaan cinta tanah air dan jiwa nasionalisme tersebut sedikit demi sedikit hilang tergerus oleh pengaruh globalisasi yang terjadi pada saat ini. Dari adanya pendidikan bela negara ini, akan menjadi komponen penting dalam memberdayakan warga negara terutama para generasi muda dalam hal menghadapi ancaman non militer, yang mana tidak ditangani secara fisik menggunakan senjata. Implementasi pendidikan bela negara dalam ancaman non militer yang berupa pandemi Covid-19 ini adalah sebagai warga negara yang baik, kita tidak boleh membiarkan pandemi ini berlanjut secara terus-menerus. Maka dari itu, kita harus melaporkan adanya penambahan kasus pasien yang positif serta melakukan jogo tonggo, yakni upaya menjaga dan merawat tetangga yang tengah menjalani isolasi mandiri dengan memberikan makanan kepada mereka. Nah, itulah ulasan mengenai contoh ancaman non militer di berbagai bidang kehidupan masyarakat Indonesia serta implementasi nyata dari strategi yang dilaksanakan oleh warga negaranya dalam hal menangkal ancaman non militer ini. Meskipun ancaman non militer ini tidak menyerang secara fisik dan bersenjata, tetapi justru ancamannya menyerang masyarakat secara langsung dan mempengaruhi kegiatan di dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk itu, sebagai generasi muda, selalu waspada dengan ancaman non militer ini dan pilahlah budaya barat yang masuk ke negara ini sesuai dengan adat dan norma yang telah berlaku. Rekomendasi Buku & Artikel Terkait Sumber Mandira, I Made Chandra, I Wayan Midhio, dan Yusuf Ali. 2018. Tantangan Pecalang Menghadapi Ancaman Non Militer di Desa Adat Sukawati dalam Mendukung Sistem Pertahanan Semesta. Manajemen Pertahanan, Vol 4 2. Widorekno, Reni Apriliani, Rena Apriliana Widorekno, dan Supriyadi. 2021. Implementasi Nilai-Nilai Bela Negara dalam Menghadapi Ancaman Non Militer Covid-19. NUSANTARA Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, Vol 84. Baca Juga! Hak dan Kewajiban Warga Negara, Apa Saja? Pengertian dan Jenis Teori Kedaulatan Pengertian, Fungsi, dan Unsur dari Negara Memahami Apa Itu Komitmen dan Semangat Kebangsaan Apa Saja Dampak Dari Korupsi? Pengertian dan Unsur Dari Identitas Nasional Pengertian Imigrasi dan Perannya dalam Kedaulatan Negara Pengertian dan Sistematika Ilmu Negara 5 Pengertian Bela Negara Menurut Ahli dan UUD 1945 Pengertian Teori Kedaulatan Rakyat ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
berikut yang termasuk dalam strategi penangkalan ancaman militer adalah