KisahKeteladanan Ibunda Aisyah Radhiyallahu 'anha Segala puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah semata yang tidak ada sekutu bagiNya, dan aku juga bersaksai bahwa Muhammad Shalallahu'alaihi wa sallam adalah
Niatsecara bahasa berarti al-qashd (keinginan). Sedangkan niat secara istilah syar'i, yang dimaksud adalah berazam (bertedak) mengerjakan suatu ibadah ikhlas karena Allah, letak niat dalam batin (hati). Kalimat "Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya", ini dilihat dari sudut pandang al-manwi, yaitu amalan.
Fungsiini sering disebut dengan bayan at-taqrir atau disebut juga dengan bayan at- ta'kid dan bayan al-itsbat.Yang dimaksud ini ialah menetapkan dan memperkuat apa yang telah diterangkan di dalam al-Qur'an. Sehingga fungsi al-Hadits dalam hal ini hanya memperkokoh isi kandungan al-Qur'an, seperti ayat al-Qur'an surah al-Maidah ayat 6 tentang wudlu atau surah al-Baqoroh ayat 185 tentang
DariAisyah radhiyallahu 'anha: Aku berkata: Wahai Rasulullah, aku punya dua tetangga, kepada siapakah aku memberikan hadiah? Beliau bersabda: Berikut ini yang bukan kandungan surah Ad-Dhuha adalah .. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.Arti al-Kaafirun adalah Arti dari lafal لَكُمْ دِينُكُمْ yaitu
Lagilagi ini kembali bagaimana para ulama memahami dan mengambil hadits ini sebagai landasan hukum suatu peribadatan. Dan yang perlu diingat Aisyah radhiyallahu 'anha tidak pernah tahu sampai kapan beliau masih hidup dan akan meninggal. Sedang dalil yang ketiga ini adalah kaitannya dengan puasa sepuluh hari di bulan Dzulhijjah bukan puasa
Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd. Pertanyaan Apa saja keutamaan Aisyah –radhiyallahu anha- ? , apakah anda mau memberitahu kami, agar kami para perempuan bisa menjadikannya qudwah ?, perkara ini penting bagi saya dan teman-teman saya pada saat kami belajar agama. Teks Jawaban Alhamdulillah. Ibnul Qayyim –rahimahullah- berkata “Di antara keistimewaannya adalah merupakan istri yang paling dicintai oleh Rasulullah –shallalahu alaihi wa sallam-, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan yang lainnya, suatu ketika Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- ditanya أي الناس أحب إليك قال عائشة قيل فمن الرجال قال أبوها “Siapa orang yang paling anda cintai?, beliau menjawab “Aisyah”, ditanya lagi Kalau dari laki-laki? beliau menjawab “Ayahnya”. Di antara keistimewaannya, bahwa Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- tidak menikah dengan perawan kecuali dengannya. Di antara keistimewaannya adalah bahwa Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- pernah menerima wahyu ketika sedang berada di dalam selimutnya, tidak pernah terjadi pada istri beliau yang lain. Di antara keistimewaannya adalah bahwa Allah pernah menurunkan ayat pilihan yang dimulai pilihan tersebut darinya ولا عليك أن لا تعجلي حتى تستأمري أبويك فقالت أفي هذا أستأمر أبوي فإني أريد الله ورسوله والدار الآخرة فاستنّ بها أي اقتدى بقية أزواجه صلى الله عليه وسلم وقلن كما قالت . “Janganlah kamu terburu-buru sampai kamu meminta izin kepada orang tuamu”, Aisyah berkata “Apakah dalam masalah ini saya harus minta izin orang tua, karena saya menginginkan Allah, Rasul-Nya dan negeri akherat, maka Aisyah menjadi qudwah bagi istri-istrinya yang lain –shallallahu alaihi wa sallam-, mereka berkata sebagaimna Aisyah berkata”. Di antara keistimewaannya adalah bahwa Allah membebaskannya dari tuduhan orang-orang pembawa berita bohong haditsul Ifki, dengan menurunkan ayat akan kesuciannya dan dibaca oleh para imam dalam shalat mereka sampai hari kiamat, dan ia temasuk orang-orang baik, dan dijanjikan ampunan dan rizki yang baik. Allah juga menjelaskan bahwa berita bohong yang menimpanya adalah baik baginya, dan bukan merendahkannya, bahkan Allah mengangkat derajatnya pada derajat yang tinggi, bahkan terus disebutkan akan kebaikan dan terbebasnya dari tuduhan keji kepadanya oleh penduduk bumi dan langit. Alangkah indahnya penyebutan biografinya tersebut….! Di antara keistimewaannya adalah banyak dari kalangan pembesar sahabat –radhiyallahu anhum- jika mereka menghadapi kesulitan dalam masalah agama, mereka minta fatwa kepadanya, mereka mendapatkan ilmu Rasulullah berada pada Aisyah –radhiyallahu anha-. Di antara keistimewaannya adalah bahwa Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- meninggal dunia di rumahnya, pada giliran harinya, pada malam harinya dan di pangkuannya, dan dikuburkan di rumahnya. Di antara keistimewaannya adalah seorang Malaikat memperlihatkan wajahnya sebelum Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- menikah dengannya seperti sutra yang jenisnya paling baik, maka Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- bersabda إن يكن هذا من عند الله يمضه . “Jika hal ini berasal dari Allah, maka Dia akan merealisasikannya”. Di antara keistimewaannya adalah bahwa banyak masyarakat yang memberi hadiah pada giliran harinya A’isyah yang di sana ada Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- untuk upaya menjadi dekat dengan beliau, mereka bersegera menyediakan apa yang dicintai oleh Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- ketika beliau berada di rumah istri yang paling beliau cintai –radhiyallahu anhunna-. Jala’ul Afham 237-241 Wallahu a’lam.
Suaminya adalah seorang Nabi, ayah dan ibunya adalah orang-orang yang pertama-tama masuk Islam, keluarganya adalah keluarga muslim pertama dalam sejarah, dan pernah mendapatkan pembelaan langsung dari Allah ketika nama baiknya dirusak orang-orang munafik, dia adalah Aisyah radhiyallahu anha. Mengapa Aisyah Radhiyallahu anha? Istri-istri Nabi, semuanya adalah orang-orang yang mulia dan terhormat, namun orang-orang munafik di zaman Nabi berusaha keras merusak nama baik Aisyah dengan menyebarkan tuduhan-tuduhan dan fitnah-fitnah. Orang-orang munafik ketika merusak nama baik Aisyah, sebenarnya mereka memiliki tujuan utama, yaitu Dengan merusak nama baik Aisyah, secara tidak langsung nama baik Nabi Muhammad juga akan rusak, dan jika nama baik Nabi rusak maka dengan sendirinya agama Islam juga rusak. Dengan merusak nama baik Aisyah, secara tidak langsung syari’at Islam juga akan rusak. Karena Aisyah menghafal dan meriwayatkan hadits-hadits Nabi dalam jumlah yang sangat banyak. Hingga disebutkan dalam kitab Fathul Bari’ bahwa seperempat ajaran Islam, diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu anha. Sedangkan kita tahu bahwa salah satu sumber ajaran Islam adalah hadits. Jika penghafal hadits’ dirusak nama baiknya, maka hadits-hadits yang disampaikannya juga akan rusak, sehingga, ajaran Islam juga rusak. Inilah sebenarnya yang diinginkan orang-orang munafik ketika mereka merusak nama baik Aisyah Radhiyallahu anha. Meskipun demikian, usaha’ orang-orang munafik itu sia-sia saja. Allah berfirman إِنَّ الذينَ جاءُوْ بالإِفْك عُصْبَةٌ مِنْكُم لا تَحْسبُوه شَرًّا لَكُمْ بَلْ هُو خَيرٌ لَكُمْ “Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira berita itu buruk bagi kamu, bahkan itu baik bagi kamu.” [An-Nuur, 11] Dan inilah diantara alasan kenapa kita sangat butuh kepada riwayat hidup Aisyah Radhiyallahu anha yang penuh dengan kemuliaan dan kehormatan, tidak seperti yang dituduhkan’ orang-orang munafik dan orang-orang yang mengikuti orang-orang munafik dari zaman ke zaman. Hukum Menghina Aisyah dan Menuduhnya Berselingkuh Menghina orang yang beriman adalah perbuatan fasik, dosa besar, terlebih lagi yang dihina adalah istri-istri Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Tentu dosanya jauh lebih besar dari menghina orang yang beriman secara umum. Hingga ada beberapa ulama yang mengatakan bahwa menghina Aisyah, menuduhnya berselingkuh, seperti yang dituduhkan orang-orang munafik di zaman dahulu, dia kafir dengan sebab tuduhannya itu. Ibnu Abidin rahimahullah berkata “Adapun menuduh Aisyah berselingkuh, maka tuduhan semacam ini adalah kekafiran, tanpa adanya perbedaan pendapat ulama.” Al-Qadhi Abu Ya’la rahimahullah berkata “Siapa yang menuduh Aisyah dengan suatu tuduhan yang telah Allah bersihkan Aisyah dari tuduhan itu, maka dia kafir, tanpa ada perbedaan pendapat ulama, dan tidak hanya satu ulama telah menyatakan adanya kesepakatan tentang hal ini, dan tidak hanya satu ulama telah menegaskan hukum ini.” Ibnul Qayyim rahimahullah berkata “Umat Islam telah sepakat akan kafirnya orang yang menuduh Aisyah berselingkuh.” Imam Ibnu Katsir juga mengatakan hal yang sama dengan ulama-ulama sebelumnya, dan menjelaskan bahwa, sebab kafirnya orang yang menuduh Aisyah berselingkuh adalah karena orang tersebut sama saja menolak ayat Al-Quran yang menerangkan kebohongan tuduhan itu. Sebutan Kunyah Aisyah Radhiyallhu anha Aisyah Radhiyallahu anha memiliki sebutan lain, yang di dalam bahasa Arab diistilahkan dengan Kunyah’, dan sebutan Aisyah adalah Ummu Abdillah. Sebutan ini berasal dari Nabi Muhammad, ketika Aisyah meminta kepada beliau untuk memberinya kunyah’ atau sebutan sebagaimana istri-istri yang lain. Lalu Nabi memberinya kunyah sebutan Ummu Abdillah. Julukan-julukan Laqab Aisyah Radhiyallahu anha Aisyah juga memiliki julukan-julukan yang menunjukkan kemuliaan dan kehormatannya; Ummul Mukminin Ibundanya orang-orang yang beriman Yang sangat menakjubkan adalah sebutan ini didapatkan langsung dari Allah, yaitu ketika Allah berfirman وَ أَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُكُم “Dan istri-istrinya istri Nabi Muhammad adalah ibu-ibu kalian orang-orang yang beriman.” [QS. Al-Ahzab, 6] Ini adalah julukan Aisyah yang paling terkenal, dan istri-istri Nabi yang lainnya juga dijuluki dengan julukan ini. Habibatu Rasulillah Wanita yang sangat dicintai Rasulullah Suatu ketika Nabi ditanya “Siapakah manusia yang paling engkau cintai?” Nabi menjawab “’Aisyah”. [HR. Bukhari Muslim] Umar radhiyallahu anhu berkata “Sesungguhnya dia Aisyah adalah Habibatu Rasulillah’ wanita yang sangat dicintai Rasulullah.” Al-Mubarra-ah Wanita yang dibersihkan dari tuduhan Julukan ini berasal dari ayat Al-Qur’an yang berisi pembelaan Allah kepada Aisyah yang saat itu dituduh berselingkuh oleh orang-orang munafik. Yaitu firman Allah وَ الطَّيِّبَاتُ للطَّيِّبيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ للطَّيِّبَاتِ أُولئك مُبَرَّءُونَ مِمّاَ يَقُوْلُوْنَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ و رِزْقٌ كَرِيْمٌ “Dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula, mereka yang dituduh itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka yang menuduh itu, bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia surga.” [An-Nuur, 26] Di dalam ayat ini ada sebuah celaan bagi orang-orang yang menuduh Aisyah saat itu, dan pujian bagi orang-orang yang membantah tuduhan-tuduhan itu. [Fathul Qadir, Imam Syaukany] Hingga, salah seorang perawi hadits yang bernama Masruq’, setiap kali meriwayatkan hadits dari Aisyah, masruq mengatakan “Telah menyampaikan hadits kepadaku Ash-Shiddiqah Aisyah binti Ash-Shiddiq Abu Bakar, Habibatu Habibillah Nabi Muhammad, Al-Mubarra-ah.” Ath-Thayyibah Wanita yang baik Allah telah memberi persaksian akan kesucian Aisyah melalui firman Nya وَ الطَّيِّبَاتُ للطَّيِّبيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ للطَّيِّبَاتِ أُولئك مُبَرَّءُونَ مِمّاَ يَقُوْلُوْنَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ و رِزْقٌ كَرِيْمٌ “Dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula, mereka yang dituduh itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka yang menuduh itu, bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia surga.” [An-Nuur, 26] Ash-Shiddiqah Wanita yang sangat jujur Imam Masruq, Hakim dan Ibnu Hajar memberi julukan kepada Aisyah dengan Ash-Shiddiqah. Al-Humairaa’ Nabi pernah memanggil Aisyah dengan mengatakan “Wahai Humairaa’”, dan kata Humairaa’ berasal dari kata Ahmar’ yang artinya merah’. Namun, bukan berarti kulit Aisyah warnanya merah, akan tetapi maksudnya adalah kulit Aisyah berwarna putih yang bercampur dengan warna kemerahan. Dan warna seperti ini adalah warna yang paling indah. Dan orang Arab biasa menggunakan kata merah’ untuk mengungkapkan warna putih pada kulit. Al-Muwaffaqah Wanita yang diberi hidayah Nabi juga pernah memanggil Aisyah dengan mengatakan “Wahai Muwaffaqah.” Berdasarkan hadits riwayat Ahmad dan Tirmidzy, dan sanad haditsnya dinilai shahih oleh syaikh Ahmad Syakir. Mengenal Beberapa Keluarganya Ayahnya adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu anhu, khalifah pertama, sekaligus yang pertama masuk Islam, sedangkan ibunya adalah Ummu Ruman radhiyallahu anha. Aisyah memiliki beberapa saudara, yaitu Abdurrahman, Abdullah, Asma’, Ummu Kultsum, dan Muhammad. Semua bibinya adalah shahabiyat’ wanita yang bertemu dengan Nabi, beriman kepada Nabi dan meninggal di atas iman, yaitu Ummu Amir, Quraibah dan Ummu Farwah. Lahir di Masa Islam di Tengah-tengah Keluarga Muslim Aisyah lahir di Mekah, sekitar empat atau lima tahun setelah Nabi Muhammad diangkat menjadi seorang Nabi. Keistimewaan dari Aisyah dalam hal ini adalah beliau lahir di masa Islam, bukan di masa Jahiliyah, sehingga Aisyah tidak pernah mengalami masa jahiliyah. Selain itu, Aisyah dilahirkan dari dua orang muslim yang termasuk orang-orang yang pertama-tama beriman kepada Nabi, yaitu Abu Bakar dan Ummu Ruman. Sehingga keluarga di mana Aisyah lahir dan tumbuh berkembang adalah keluarga muslim pertama’. Ibadahnya Jika kita membaca riwayat yang menceritakan tentang ibadah Aisyah Ummul Mu’minin, niscaya tanpa ragu sedikitpun kita akan mengatakan bahwa Aisyah adalah ahli ibadah. Dan berikut ini beberapa contohnya Salah satu keponakan Aisyah yang bernama Al-Qasim menceritakan “Aku punya kebiasaan jika keluar rumah aku mulai dengan mendatangi rumah Aisyah radhiyallahu anha, aku beri salam kepadanya. Pada suatu hari, aku keluar rumah, ternyata Aisyah radhiyallahu anha sedang berdiri, shalat sunnah dan membaca firman Allah surat Ath-Thur, 28 فَمَنَّ اللهُ عَلَيْنا و وَقَانا عَذابَ السَّمُوم Sambil berdoa dan menangis, mengulang-ulanginya. Aku berdiri menunggu Aisyah selesai shalat, hingga aku sendiri kelelahan, lalu aku pergi ke pasar untuk keperluanku, kemudian aku kembali dari pasar, ternyata Aisyah masih berdiri seperti sebelumnya, shalat sambil menangis.” [Dari kitab yang berjudul “Aisyah Ummul Mukminin”, sebuah ensiklopedi’ yang khusus membahas Aisyah radhiyallahu anha, yang asalnya adalah kumpulan beberapa karya ilmiah terkait dengan Aisyah radhiyallahu anha, yang diterbitkan yayasan Ad-Durar As-Saniyyah’, Saudi] Oleh Fajri NS
MANTRA SUKABUMI – Beberapa waktu silam sempat viral lagu yang berjudul “Aisyah istri Rasulallah”. Lagu tersebut merupakan ciptaan grup band asal negeri Ziran Malaysia. Yang kemudian banyak di cover oleh penyanyi dari Indonesia. Lagu tersebut menjadi tranding Youtube, bahkan cover dari Annisa Rakhman hampir mencapai 20 juta dibalik viralnya lagu tersebut ada pro dan kontra. Sebab dalam lagu tersebut dianggap sebagian liriknya kurang memiliki sopan santun terhadap Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha. Baca Juga Dahsyatnya Kekuatan Doa dan Ikhtiar, Simak Penjelasannya Mengapa demikinan? Sebab dalam pengucapan nama Sayyidah Aisyah radhiyallau anha hanya disebutkan nama “Aisyah” saja, yang kemudian dianggap tidak sopan menyebut nama seorang yang dimuliakan hanya dengan kata “Aisyah” saja. Dikutip Tim Mantra Sukabumi dari laman NU Online berikut sedikit gambaran singkat kisah Sayyidah Aisyah radhiyallahu anha. Sayyidah Aisyah radhiyallahu anha adalah istri ketiga Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wassalaam. setelah Sayyidah Khadijah radhiyallau anha dan Sayyidah Saudah binti Zam’ah. Baca Juga Lagu Aisyah Istri Rasulallah Jadi Trending di YouTube Hingg Capai 10 Juta Lebih Viewers Ayah dari Sayyidah Aisyah radhiyallahu anha adalah Sayyidina Abu Bakar bin Abu Quhafah, sementara itu ibunya adalah Ummu Ruman. Ia dikenal sebagai orang yang sangat cerdas, berwawasan luas, penuh cinta, juga banyak meriwayatkan hadits Nabi Shalallahu 'alaihi wassalaam. Sayyidah Aisyah merupakan satu-satunya gadis yang dinikahi oleh Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wassalaam. Dalam hal ini, terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai usia pernikahan Sayyidah Aisyah. Ada yang berpendapat, usianya enam atau tujuh tahun ketika dinikahi dan 10 tahun saat diajak Nabi untuk berumah tangga.
berikut ini yang bukan kandungan dari hadits aisyah radhiyallahu anha